This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Jumat, 21 Februari 2014
Pangeran Antasari
Selasa, 18 Februari 2014
Sejarah Sultan Ageng Tirtayasa
( 1631 - 1683 )
Pahlawan Perjuang
Kemerdekaan
Banten memang sudah pantas menjadi propinsi sendiri, mengingat sejak sejak dulu kala banten merupakan pelabuhan perdagangan yang ramai. sejak jatuhnya malaka ke tangan portugis pada tahun 1511. perkembang pesat banten berkat dukungan dari kerajaan-kerajaan di pantai utara laut jawa, seperti demak & jepara. bahkan sejarah banten dapat ditelusuri lewat kehadiran Faletehan ( Fatahillah ) yg kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. kehadiran VOC dijawa, termasuk banten sebenarnya hanya mencari beras untuk ditukarkan dengan komoditi rempah-rempah yg laku keras di pasar Eropa. lama-kelamaan, perhatian VOC beralih dari Indonesian Timur ke pulau Jawa.
Rabu, 12 Februari 2014
sejarah bung karno
Kisah Masa Kecil Bung Karno Yang Bandel dan Tidak Pintar
Tapi lain cerita jika kita menguak sejarah masa kecil Sukarno, tatkala ia masih bernama Koesno. Sejak umur tiga tahunan, Koesno dititipkan ke rumah kakek-neneknya di Tulungagung, Jawa Timur. Sang kakek, Raden Hardjodikromo secara ekonomi tidak bisa dibilang mampu, tetapi masyarakat Tulungagung begitu menghormatinya.
Bukan saja karena ia memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit berkat laku-tirakat khas masyarakat Kejawen. Lebih dari itu, dalam menjalani kehidupan sosial, tampak Hardjodikromo muncul sebagai pinisepuh yang tuntas dalam menjalani laku batinnya. Ia gemar sekali menolong sesama. Jika tidak dengan kemampuannya mengobati orang sakit tanpa pamrih, maka ia gemar berbagi petuah dan pitutur yang berguna bagi sesama.
Koesno datang dalam keadaan kurus-kering. Setelah “disuwuk” sang kakek, Koesno menjadi bagas-waras. Lincah dan gesit sebagai anak-anak. Di bawah asuhan sang kakek yang begitu memanjakannya, Koesno hadir sebagai anak kecil yang bengal, bandel, dan tidak pintar di sekolah.
Dari usia empat tahun, Koesno sudah disegani kawan-kawannya bermain. Bukan lantaran sifatnya yang nekad menantang maut, tetapi karakter bersahabat yang tulus yang memancar dari sorot matanya yang begitu indah berpendar-pendar. Tak jarang, ketika Koesno dan teman-temannya bermain panjat pohon, Koesno dengan lincah dan gesit segera merangsek ke dahan paling atas. Dahan terkecil yang begitu ringkih dan bisa menghempaskannya ke tanah sewaktu-waktu.
Jika Koesno sudah berada di pucuk pohon, teman-temannya hanya bisa melongo…. Tidak paham dengan keberanian Koesno yang melampaui batas kenekatan seorang anak seusianya.
Di sekolah? Ah… jangan tanya. Gurunya sering dibuatnya kesal. Koesno jarang sekali menyimak pelajaran. Ia asyik melamun atau menggambar. Temasuk, manakala satu per satu anak diminta ke papan tulis menuliskan soal yang ditanyakan guru, Koesno paling beda. Bukan huruf demi huruf yang ia ukir di papan, melainkan gambar tokoh pewayangan yang begitu dikaguminya: Bima atau Wrekodara. Lengkap dengan kuku pancanaka, gelung sinupiturang yang angker, dan matanya yang bulat tajam.